“Surga di bawah telapak kaki ibu”, sebuah kalimat yang tak asing lagi di telinga kita. Kalimat pendek ini sepertinya sudah cukup menggambarkan betapa mulianya seorang ibu. Hal ini tentunya bukan tanpa alasan, ibu lah yang mengandung kita selama sembilan bulan, mempertaruhkan nyawa ketika melahirkan kita, dan memberikan pelayanan terbaiknya untuk membesarkan kita. Ialah ibu, sosok yang mungkin rela memberikan apa saja untuk anaknya. Seperti sanjungan kebanyakan anak untuk ibunya, engkau ibuku, adalah sumber inspirasi terbesar dalam hidupku. Terimakasih bu…
Sama sperti ibu, ayah adalah sosok yang juga pasti rela memberikan apa saja untuk anaknya. Ayah, adalah sosok luar biasa dalam hidupku. Kepala keluarga yang bijak nan menginspirasi, sosok yang sampai saat ini selalu mengingatkanku akan semua mimpi-mimpiku. Terimakasih yah...

Kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) mulai dilaksanakan pada bulan Mei 2014 yang dimulai dengan pembuatan brosur LKTI dan penyusunan rubrik penilaian. Brosur disebarluaskan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan semua Perguruan Tinggi Agama Islam melalui Pusat Studi Gender/Anak di masing-masing universitas. Selain itu brosur juga disebarluaskan kepada universitas-universitas lain terutama di Jakarta.

Tema yang diangkat pada LKTI ini adalah tema terkait isu gender dan anak mengingat PSGA memiliki amanah untuk mengusung kedua isu ini. Jumlah total peserta lomba ini sebanyak 48 orang (28 mahasiswa dan 18 dosen). Untuk kategori mahasiswa, semua peserta berasal dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga selain UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sedangkan untuk dosen lebih beragam. Mereka datang dari berbagai pergururuan tinggi agama Islam di luar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mulai dari IAIN Sumatera Utara, STAIN Bukittinggi dan beberapa universitas lain di pulau Jawa. Keikutsertaan peserta dari berbagai daerah ini menunjukkan adanya respon positif dari kalangan akademisi baik di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun di luar, baik di kalangan dosen maupun mahasiswa.

JAKARTA- Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dalam penutupan kegaiatn Parade Cinta Tanah Air (PCTA) 2014, Kamis 25 September, di Kantor Kementrian Pertahanan menegaskan agar program PCTA tetap dilanjutkan kedepannya karena program ini mensosialisasikan cinta tanah air kepada mahasiswa dan pelajar dengan dukungan dari Kemenhan. Kodam, Kodim dan pemerintah daerah setempat.” Ini sangat baik sekali karena generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa yang tentunya selain harus mendalami masalah ilmu pengetahuan dan teknologi, tentunya harus memiliki rasa nasionalisme dan itulah tujuan dari dilaksanakannya program PCTA,”ungkapnya.


Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dalam sambutannya mengungkapkan bahwa PCTA yang mengambil tema ” Cinta Tanah Air Untuk Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) “, sesuai dengan temanya sebagai Menteri Pertahanan ada beberapa pesan dan harapan kepada para generasi muda.Tiga pesan dan harapan tersebut yakni pertama agar sebagai generasi muda teruslah bangun budaya unggul, the cultural of excellence. Rajin mengembangkan diri, adaptif, inovatif dan kreatif, pantang menyerah, singkatnya do the best. Belajar jangan hanya sekedar melaksanakan tugas, namun raihlah prestasi setinggi-tingginya, bercita-citalah, kembangkan idealisme untuk menjadi putra-putri bangsa terbaik, jangan mudah menyerah dan permisif menghadapi tantangan, ujian dan cobaan. Pesan kedua terus kobarkan rasa cinta tanah air, cinta bangsa dan negara serta harus terpatri dalam sanubari.  Ketiga, jadilah bagian untuk membangun peradaban yang mulia (Devine Civilization). Peradaban bangsa Indonesia harus semakin mulia yang tercermin melalui karakter, mentalitas, akhlak, budi pekerta bangsa. Peradaban yang mulia adalah peradaban yang anti kekerasan, cinta perdamaian, menyelesaikan masalah dengan mufakat. Olehnya itu, Purnomo mengajak generasi muda untuk membangun dalam hati dan pikiran untuk berkarakter baik, nilai yang baik, prilaku baik dan budi pekerti baik sehingga dapat mencerminkan peradaban mulia bangsa.
Diberdayakan oleh Blogger.