Ahmad Hamdani: Anugerah Mahasiswa Berprestasi tahun 2014, untuk Orang Tuaku

/
0 Comments


“Surga di bawah telapak kaki ibu”, sebuah kalimat yang tak asing lagi di telinga kita. Kalimat pendek ini sepertinya sudah cukup menggambarkan betapa mulianya seorang ibu. Hal ini tentunya bukan tanpa alasan, ibu lah yang mengandung kita selama sembilan bulan, mempertaruhkan nyawa ketika melahirkan kita, dan memberikan pelayanan terbaiknya untuk membesarkan kita. Ialah ibu, sosok yang mungkin rela memberikan apa saja untuk anaknya. Seperti sanjungan kebanyakan anak untuk ibunya, engkau ibuku, adalah sumber inspirasi terbesar dalam hidupku. Terimakasih bu…
Sama sperti ibu, ayah adalah sosok yang juga pasti rela memberikan apa saja untuk anaknya. Ayah, adalah sosok luar biasa dalam hidupku. Kepala keluarga yang bijak nan menginspirasi, sosok yang sampai saat ini selalu mengingatkanku akan semua mimpi-mimpiku. Terimakasih yah...

Kini, ukiran lembaran hidupku  singgah di angka 20 tahun. Banyak sudah yang kita laluli bersama, dan tak terasa sudah hampir dua tahun ini berkat do’a tulus ayah dan ibu, predikat mahasiswa menjadi bagian dalam keseharianku. Tahukah kau yah, bu, hidup di ramainya Ibu Kota tak seindah yang dulu aku bayangkan ketika masih disamping kalian, rasa takut dan derai tangis terkadang menyeruap dalam diri ketika harus menatap dunia tanpamu. Namun lagi, dengan kehangatan kasih sayang kalian, aku sadar bahwa ini adalah proses pendewasaanku, proses dimana aku harus berani berdiri menggapai asaku untuk membahagiakanmu.
Ini mungkin tak seberapa dengan apa yang telah diberikan, tapi semoga bisa menjadi obat kangan dariku. Mimpi-mimpi besar masih harus aku gapai yah, bu. Semoga semuanya dimudahkan.


Mahasiswa, sekilas tak ada yang spesial dalam kata ini. Akan tetapi dengannya lah tercipta sebuah harapan besar kalak akan meraih kesuksesan. Menjadi mahasiswa tak semudah seperti yang aku bayangkan dulu ketika disamping kalian, ya, bu… Banyak sekali rintangan yang menghampiri. Namun derasnya suntikan semangatmu, lagi… menjadikanku sadar, bahwa hal ini harus tetap diperjuangkan.

Ibu… Membayangkan goresan senyum bahagian yang terpancar di raut mukamu, begitu indah.
Ayah... Perjuanganmu membangun keluarga kecil kita, begitu membekas dalam diri ini. Menginspirasi!

Seringkali ku putar pikiranku, menerawang jauh memikirkan apa yang bisa aku berikan untukmu. Sampai akhirnya aku bertekad, bahwa predikat mahasiswa yang menggelayut pada diri ini harus mampu menjadi media untuk membahagiakanmu. Menjadi mahasiswa bukan berarti membahagiakan ayah dan ibu hanya setelah gelar sarjana didapat. Akan tetapi, menjadi mahasiswa artinya mengisi prosesnya dengan hal yang bermanfaat. Itulah mungkin yang kemudian membuatku meraih empat kali juara nasional pada tahun 2014, hingga akhirnya membawaku menjadi mahasiswa berprestasi tingkat universitas tahun 2014. Anugerah mahaiswa berprestasi ini untuk kalian ayah dan ibuku…

Salam rindu yang teramat, Dani.


You may also like

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.