Riset Nuklir Hasilkan Benih Padi Unggul
/
0 Comments
Oleh:
Ahmad Hamdani
Anti nuklir? Jangan dulu! Bisa jadi tanpa disadari dewasa ini kita
seringkali memanfaatkannya. Nasi yang kita konsumsi setiap hari mungkin saja
adalah beras yang dihasilkan dari proses radiasi nuklir. Bestari dan Mira-1
misalnya, tidak banyak yang tahu bahwa beras yang memiliki tekstur nasi yang pulen serta tahan terhadap
serangan hama ini merupakan hasil iptek nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional
(BATAN).
Pada masa sekarang, hama dan penyakit utama padi seringkali
mengakibatkan penurunan produksi hingga
kerugian mendalam bagi petani Indonesia. Wereng Coklat, Nilaparvarta Lugens,
Stal, dan penyakit hama daun bakteri Xanthomonas Oryzae misalnya, hama dan
penyakit tersebut dapat menyerang padi pada semua stadia. Hal ini tentu
merupakan kendala biologis utama dalam meningkatkan produksi tanaman padi.
Kehadiran nuklir dewasa ini semakin mendapat sambutan baik dari
masyarakat. Jika selama berpuluh-puluh tahun nuklir di kenal sebagai sesuatu
yang berbahaya, menimbulkan radiasi dan penyebab kerusakan lingkungan, kini
nuklir dianggap sebagai sesuatu yang
hadir sebagai solusi, bermanfaat, dan memberikan berkah. Misalnya saja dalam
bidang pertanian, nuklir berhasil menghadirkan varietas padi yang unggul.
Penggunaan varietas unggul merupakan sebuah teknologi yang handal dalam
meningkatkan produksi pangan. Selain lebih aman, varietas unggul juga lebih
ramah terhadap lingkunagan dan harganya relatif murah. Adanya varietas unggul bisa
menjadi solusi untuk membantu meningkatkan produksi padi petani serta sebagai tameng
terhadap hama dan penyakit bakteri hawar daun disamping sifat-sifat unggul
lainnya.

Varietas Cisantan adalah padi hasil litbang dari Departemen
Pertanian (Deptan) yang mempunyai sifat, yakni: umur genjah, anakan produktif
banyak, tahan wereng coklat biotipe 1 dan 2, tahan penyakit hawar daun strain
III, potensi hasil ±7,0 ton/ha dengan tekstur nasi pulen. Namun varietas
Cisantana masih mempunya sedikit kekurangan, yaitu bentuk ujung gabah yang
berbulu menyebabkan varietas ini tidak banyak diminati petani Indonesia.
Pada umumnya varietas yang ujung gabahnya berbulu mempunyai
rendemen giling lebih rendah dibandingkan dengan varietas padi yang ujungnya
tidak berbulu. Selain itu, varietas Cisantana juga memiliki batang tanaman agak
tinggi dan rentan terhadap penyakit hawar daun strain IV, yang nantinya akan
berpengaruh terhadap komponen hasil produksinya.
Untuk memperbaiki sifat-sifat tersebut, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) BATAN
pada tahun 2000 telah melalukan perbaikan varietas Cisantana dengan teknik mutasi industri. Teknik mutasi
industri merupakan cara yang dapat digunakan untuk memperbaiki sifat yang
kurang menguntungkan pada tanaman. Artinya, dengan teknik mutasi industri
tanaman tidak akan kehilangan atau berubah sebagian besar sifat aslinya. Dari
penelitian ini, kemudian diperoleh galur Obs-1688/PsJ dan Obs-1692/PsJ sebagai
vaietas unggul baru. Galur tersebut kemudian oleh Deptan diberi nama Mira-1 dan
Bastari masing-masing pada tahun 2006 dan 2008.
Setalah melalui seleksi dan pemurnian, uji daya hasil dan uji
ketahanan terhadap hama wereng coklat dan penyakit hawar daun, ternyata galur mutan Obs-1688/PsJ dan Obs-1692/PsJ
mempunyai produksi tinggi, umur ganjah, tahan hama wereng coklat biotipe 1 dan 2
serta agak tahan biotipe 3, tahan penyakit bakteri hawar daun strain III serta
cukup tahan dtrain IV. Selain itu, Bestari dan Mira-1 memiliki struktur nasi
pulen, mutu dan kualitas berasnya juga bagus.
Radiasi nuklir sebagi berkah. Nampaknya ungkapan tersebut layak
dinisbatkan kepada nuklir yang telah berhasil melahirkan solusi pada bidang
pertanian. Bestari dan Mira-1 sebagai produk yang dihasilkan dari riset nuklir
merupakan varietas unggul yang potensial dalam meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi padi nasional. Contohnya pada Mira-1, varitas yang telah
mendapatkan sertifikasi dari Deptan ini mampu menghasilkan 9,20 ton/ha dengan
rata-rata produksi 6,9 ton/ha gabah kering giling.
Masih ada sebongkah harapan dari BATAN yang bijak menyikapi masalah
pertanian di Indonesia. Disinilah urgensi kehadiran varietas unggul yang
ditawarkan BATAN diperlukan untuk kebutuhan beras agar tercukupi. Bestari dan
Mira-1, dengan potensinya yang cukup besar disertai sederet keunggulannya diyakini
bisa menjadi salah satu pilar bagi ketahanan pangan nasional.
Catatan:
Artikel ini merupakan adaptasi dari Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi “A Scientific Journal for The Applications
of Isotopes and Radiation” Vol. 5 No. 2 Desember 2009. Dengan Judul Perbaikan
Padi Varietas Cisantana dengan Mutasi Induksi. Penulis:
Mugiono, Lilik Harsanti dan Azri Kusuma Dewi dari Pusat Aplikasi
Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional.